TUGAS KELOMPOK
TEORI ORGANISASI UMUM
DOSEN :CHRISTERA KUSWAHYU INDIRA
ANGGOTA KELOMPOK :
AGRISTI NURSYIFA
ANGGUN PERMATA SARI
KHOIRUNISA HARLIANI
MIRA WIDYASTUTI
OKI PAMULA PUTRI
SHELLA HANIFAH
SILVIANA ANDRIANY
SYARIFUDIN ZUHRI
PTA 2015/2016
Empat
desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian
departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para
peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan pemahaman mengenai
hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel
lainnya.Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi,
sentralisasi, dan kerumitan.
1. Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat dimana segala
harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan
diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan
aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan
demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan
prosedur kerja.Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi,
pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi,
dan luasnya rentang kendali.
2. Sentralisasi
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi
yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai
oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan
adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar
sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar
sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin
besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
3. Kerumitan
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur
organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam
organisasi.
B. DEPARTEMENTALISASI
1. Pengertian Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan
cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi
sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa – numeral
9. Proyek atau matriks
2. Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan
fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk
suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan
bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.kebaikan utama
pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan
kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak
lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi
kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,
menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada
kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inofatif.
3. Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti
pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan
proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar
produk.setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan
produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola
logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi
pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang
lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar
wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut
depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan
kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana
satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi
divisional dapat diperinci sebagai berikut :
1. Meletakkan koordinasi dan wewenang yang
diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi
strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.
3. Tempat latihan yang baik bagi para manager
strategik.
Kelemahah-kelemahan sturktur divisional secara
lebih terperinci :
1. Masalah duplikasi sumberdaya dan peralatan
yang tidak perlu.
2. Dapat menimbulkan tidak konsistennya
kebijakan antara divisi-divisi
Perusahaan yang melekukan departentalisasi diuntungkan dengan pembagian
control dan koordinasi pada perusahaan tersebut. Wilayah kekuasaan dan tanggung
jawab dipersempit sehingga untuk memimpinnya menjadi lebih mudah.
Departementalisasi sendiri dibagi atas
beberapa macam yaitu :
1. Departementalisasi berdasarkan pelanggan
Maksudnya perusahaan akan melakukan pembagian
penjualan produk ke pelanggan,biasanya ada yang bagian produk laki-laki ataupun
perempuan atau tua dan muda. Contohnya adalah pembagian penjualan produk Rexona
ada pembagian untuk produk remaja, laki-laki , perempuan ataupun yang xtra
berkeringat. Dengan dilakukannya pembagian ini penjualan akan lebih tepat
sasaran dan efisien
2. Departementalisasi berdasarkan produk
Maksudnya perusahaan akan mengelompokan
departemen sesuai dengan kelompok produk yang dihasilkan misalkannya pembagian
departeman barang untuk mengurusi produksi produk berupa barang dan departemen
jasa untuk menangani produk yang berupa jasa
C. Departementalisasi berdasarkan proses
Maksudnya pembagian departemen berdasrkan
proses pengkerjaannya, misalnya pada perusahaan meubel dibagi atas divisi untuk
pengolahan kayu mentah, divisi pembuatan kursi atau meubel kemudian divisi
pengecatan
4. Departementalisasi berdasarkan geografis
Maksudnya pembagian departeman berdasarkan
lokasi penjualan produk misalnya departemen yang mengawasi di jawa dan Bali, di
Kalimantan maupun di Sumatara
5. Departementalisasi berdasarkan fungsi
Maksudnya pembagian departemann berdasarkan
aktifitas perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, misalnya departemen produksi,
departemen penjualan, departemen pemasaran dan lain-lain
Setelah melakukan pembagian tugas, maka yang
harus dilakukan adalah menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Bagaimana
dalam perusahaan perusahaan yang besar diperlukan cara penentuan pengambilaan
keputusan karena tidak mungkin seorang presiden direktur melakukan pengambilan
keputusan pada suatu masalah di cabang daerah. Oleh sebab itu maka dibentuklah
tingkatan-tingkatan pada organisasi yang mana di tiap tingkatan tersebut terdapat
seorang manajer yang dapat memberikan keputusan dan dapat bertanggung jawab
kepada pemimpin di atasnya. Sehingga para menajer tersebut memiliki kewenagan
untuk melakukan tugas atau misi yang direncanakan oleh organisasi atau
perusahaan namun manajer tersebut juga boleh melakukan inovasi-inovasi agar
divisi dipimpinnya dapat berkembang dengan syarat harus sesuia dengan misi
perusahaan, misalnya BNI 46 mempunyai bebarapa manajer yang mengawasi
divisinya. Ada yang mengurusi cabang provinsi maupun cabang-cabang pada kota
maupun kabupaten setiap manajer di kota tersebut memiliki kekuasaan untuk
memutuskan apabila ada masalah dalam cabang tersebut namun apabila masalah
tersebut terlalu besar (berdasarkan survey yang saya lakukan waktu semester
lalu) dapat dilaporkan ke pusat misalnya adalah peminjaman uang yang terlalu
besar. Maka manajer cabang akan menghubungi kantor cabang provinsi atau pusat
terlebih dahulu
Selain itu untuk melakukan pengorganisasian
yang baik diperlukan komunikasi yang baik antar kantor cabang di adakan rapat
antar kantor cabang yang membicarakan masalah-masalah yang ada pada tiap divisi
maupun pada kantor cabang selain itu pada rapat ini sebagai tempat untuk
memberiakan pengarahan ataupun misi kepada para manajer pimpinan cabang maupun
divisi untuk dapat mengembangkan divisi atau cabangnya.
D. MODEL-MODEL DESAIN ORGANISASI
Pada
penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain
organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
·
Proses
kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
·
Proses
motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan
takut dan sanksi.
·
Proses
komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan
cenderung terganggu tidak akurat.
·
Proses
interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas
tujuan dan metode departemental.
·
Proses
pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
·
Proses
penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya
partisipasi kelompok.
·
Proses
kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Orgranisasi Orgranik.
·
Proses
kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.
·
Proses
motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
·
Proses
komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas
keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
· Proses
interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
·
Proses
pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
· Proses
penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan
sasaran yang tinggi dan realistis.
· Proses
kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendaliandiri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat
berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus
menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih
efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
E. IMPLIKASI MANAJERIAL DESAIN DAN STRUKTUR
ORGANISASI
Pegawai
atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan struktur
yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan
lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja.Untuk
melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun
departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegiatan
departementalization atau departementalisasi.
Dapat
menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi,
karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang
menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan
kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa
diperlukan implikasi manajerial desan dan struktur organisas
Sumber
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/dimensi-struktur-organisasi/http://rizkyfebriyanto.blogspot.co.id/2013/06/departementalisasi.htmlhttps://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/dimensi-struktur-organisasi/http://rirydeputry.blogspot.co.id/2015/10/desain-dan-struktur-organisasi.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar